Berkunjung Langsung ke Sarang Burung Surga Cenderawasih di Pedalaman Tambrauw Papua

Liputan6.com, Tambrauw – Burung surga sebutannya. Menyaksikannya langsung merupakan suatu anugerah. Beruntung, sang cenderawasih yang molek tertangkap kamera sedang bersolek di pedalaman Tambrauw, Papua Barat.

Namun, perjalanan menuju sarang burung cantik itu tak mudah. Dalam keterangan tertulis Kementerian Pariwisata yang diterima Liputan6.com, butuh kurang lebih empat jam perjalanan udara dari Jakarta untuk sampai di Papua Barat.

Perjalanan berlanjut lewat darat yang harus melalui belokan tajam dan jalan bebatuan. Dibutuhkan fisik dan kendaraan yang prima untuk bisa menembus belantara hutan Papua Barat yang masih cukup lebat.

Jauh di dalam rimbunan pepohonan dan medan tanah yang cukup rumit dilewati sekitar kurang lebih 40 menit dari tepi hutan, di situlah Burung Cenderawasih bersarang. Tepatnya berada di titik pengamatan Hutan Nonggou, Distrik Sausapor.

Harga tiket untuk melihat Cenderawasih di alam adalah Rp 150 ribu per orang. Sementara, jasa guide lokal Rp 150 ribu per empat orang.

Seorang warga lokal menunjukkan sebuah jalan di mulut hutan sebagai petapakan menuju lokasi persembunyian untuk melihat cendrawasih. Dari situlah, Anda diminta berjalan kaki.

Jalan tersebut merupakan jalan yang dibuat warga lokal dengan menyusun dahan dan akar di tanah sehingga membentuk jalan berundak. Panjang jalan yang ditempuh sekitar 300 meter dengan keadaan jalan menanjak yang cukup curam, mencapai 45 derajat.

Berbeda, jika wisatawan berkunjung ke Hutan Vicirie di Miyah, lokasi persembunyian untuk melihat cenderawasih ditempuh dengan waktu yang lebih singkat.

Jarak tempuh dari tempat parkir mobil ke lokasi persembunyian hanya 100 meter dengan jalan yang cenderung landai. Untuk harga tiket, sama dengan harga tiket di Distrik Sausapor.

Syarat Menemui Cenderawasih

Lokasi persembunyian bagi yang ingin mengamati burung, dibuat berupa pohon kering dan hijau yang disusun rapi menyerupai pohon liar. Di sela–sela daun hijau itu menjadi tempat pengamatan burung.

Baik di Miyah maupun Sausapor, ada aturan tidak tertulis bagi wisatawan yang mau melihat langsung keindahan burung cenderawasih. Sebaiknya wisatawan datang pada waktu pagi buta, pada saat itu kemungkinan untuk melihat burung lebih banyak.

Selain itu, wisatawan harus menjaga ketenangan karena suara bising dan ribut bisa menganggu ketenangan burung sehingga enggan datang. Berpakaian gelap serta tidak memakai wewangian merupakan syarat berikutnya.

Setelah itu, kesabaran pun dibutuhkan. Wisatawan harus menunggu beberapa saat sampai si cantik cenderawasih tersebut muncul.

Kadang mereka hanya melintas, kadang hinggap cukup lama di dahan pohon sehingga bisa diabadikan melalui lensa kamera. Tidak perlu takut merasa bosan karena harus menunggu dalam diam, suara merdu burung cenderawasih dan burung lainnya yang terdengar bersautan dari kejauhan juga cukup menghibur.

Tidak disangka suaranya begitu beragam, suara yang terdengar mulai dari suara khas burung hingga suara mirip monyet. Semuanya menjadi suara nyanyian alam yang merdu dan sayang jika dilewatkan.

Pengamatan ini menjadi menarik karena kesempatan untuk melihat burung cenderawasih tidak selalu ada. Jika beruntung, wisatawan bisa melihat belasan ekor cenderawasih yang sedang bermain–main. Namun bila belum beruntung, hanya ada beberapa ekor yang melintas.

 

Sumber : https://www.liputan6.com